A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang vital bagi individu. Dalam
arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang
lebih tinggi dalam arti mental. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Adanya Undang-Undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi
prioritas utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya terutama
untuk sekolah. Salah satu tugas penting sekolah adalah menyiapkan siswa agar
dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan dapat
mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh
pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat
yang dimilikinya.
Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia
dari waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan
timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga
mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan
merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan
anak.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar anak. Menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya menyebutkan bahwa terdapat dua faktor
yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern terdiri dari atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi
dan cara belajar. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar di bedakan menjadi dua golongan: [1]
a.
Faktor
yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b.
Faktor
yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam
faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,
latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial
antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pretasi belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian
lain yang masih memiliki kaitan dengan pretasi belajar siswa, antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Erlina Nurmalia pada tahun 2010 dengan judul
penelitian “Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang I” dalam penelitian tersebut di
jelaskan tentang pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap
lingkungan belajar siswa dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
baik fasilitas belajar mapun lingkungan belajar terhadap prestasi belajar
siswa.
Penelitian serupa juga di lakukan oleh Nur Afifah pada tahun 2012 dengan
mengambil judul “Pengaruh Kecukupan Sarana dan Prasarana Belajar Siswa
terhadp Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran akuntansi di SMA 1 Bandung” dan
hasil dari penelitian tersebut terdapat pengaruh antara kecukupan sarana
belajar dan prasarana belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan banyak
memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu
ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer
belajarnya.
Lingkungan pertama yang mempengaruhi belajar anak adalah lingkungan
keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama
pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Selain hal tersebut, lingkungan keluarga adalah lingkungan
sosial siswa yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sifat-sifat orang
tua, praktik pengelolaan keluarga, demografi keluarga (letak rumah), ketegangan
keluarga, Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga yang
dekat, suasana rumah yang nyaman dan tentram, keadaan ekonomi keluarga dan
perhatian orang tua terhadap pendidikan berpengaruh pada pola pikir dan tumbuh
kembang anak. Semuanya dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Contoh kebiasaan yang diterapkan
orangtua siswa dalam mengelola keluarga (family management practices)
yang keliru, seperti kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan anak, dapat
menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau
belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang, terutama perilaku
menyimpang yang berat seperti anti sosial.
Lingkungan kedua yang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
sangat dekat dengan aktifitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan,
kurikulum, relasi guru dengan siswa yang sangat dekat, fasilitas siswa yang
tercukupi, sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan
pembelajaran seta suasana lingkungan sekolah yang tidak ramai. Semua berperan
penting dalam perkembangan prestasi belajar anak.
Lingkungan ketiga adalah masyarakat, dilingkungan masyarakat ini
anak belajar bersosialisasi, belajar tentang norma dan budaya yang baik. Yang
etrmasuk lingkungan sosial anak adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di
lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan
sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi. Untuk itulah
lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. [2]
Dengan demikian, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu pada proses
belajar siswa maupun pada hasil belajar siswa.
Tetapi kondisi nyata pada sekolah yang menjadi objek penelitian
peneliti menunjukkan fakta yang berkebalikan dengan apa yang telah di paparkan
di atas. Ada banyak perbedaan antara konsep atau teori dengan keadaan nyata di
lapangan pada observasi awal. Diantaranya adalah lingkungan sekolah yang tidak
kondusif dalam artian lokasi sekolah yang berada di bawah naungan yayasan yang
mana dalam satu lingkungan sekolah terdapat empat macam level pendidikan bukan
hanya madrasah ibtidaiyah saja tetapi ada madrasah tsanawiyah dan juga madrasah
aliyah selain itu juga madrasah di sini ada dua jenis yang pertama bernama
sekolah dasar islam dan yang kedua yaitu madrsah ibtidaiyah. Semua itu membuat
suasana pembelajaran tidak efektif karena kondisi sekolah yang berbeda tingkatan
pendidikan tersebut pasti juga memiliki perbedaan cara maupun peraturan yang
berbeda pula.
Masalah yang kedua adalah tempat tinggal siswa, ada yang bertempat tinggal di pondok pesantren
dan ada yang tinggal di keluarga sendiri. Ada banyak perbedaan dari keduanya
dan ini sangat unik sekali. Bagaimana keadaan siswa yang tinggal jauh dari
keluarga dengan yang tinggal serumah dengan keluarga, terutama dalam kegiatan
belajar dan aktivitas yang mendukung terhadap kelancaran belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih mendalam dengan mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten
Malang.”
B.
Rumusan
Masalah
Adapun perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian
ini adalah:
a.
Apakah
terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI
Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang?
b.
Bagaimanakah
Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif
02 Singosari Kabupaten Malang?
c.
Seberapa
besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al
Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang?
C.
Tujuan
Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis Pengaruh
Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02
Singosari Kabupaten Malang. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini
sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah:
a.
Untuk
menjelaskan apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
b.
Untuk
menjelaskan bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
c.
Untuk
menjelaskan seberapa besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
D.
Manfaat
Penelitian
Setiap penelitian pastilah mempunyai suatu manfaat atau kegunaan.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a.
Pengembangan
Ilmu Pengetahuan
Secara
umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap
penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya. Selain itu hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan
khususnya yang berkaitan dengan masalah peningkatan prestasi belajar siswa.
b.
Peneliti
dan Calon Peneliti
Bagi
peneliti, penelitian ini digunakan sebagai wahana ntuk mengkaji secara ilmiah
gejala-gejala proses pendidikan dan mengetahui kondisi sebenarnya tentang
lingkungan belajar yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah,
Sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia
pendidikan. Selain itu, diharapkan agar peneliti dapt meningkatkan
profesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran. Adapun temuan penelitian
ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi calon peneliti yang tertarik untuk
melakukan penelitian di bidang pendidikan dan menjadi referensi khususnya bagi
peneliti selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah
yang ada dalam penelitian ini.
c.
Bagi
Orang Tua
Dengan adanya temuan penelitian ini, orang tua diharapkan dapat
ikut berpartisipasi dan melibatkan diri dalam menunaikan keberhasilan belajar
siswa di sekolah, khususnya dalam menyediakan suasana belajar yang kondusif
serta nyaman dan aman bagi anak sehingga akan meningkatkan prestasi belajar.
Orang tua diharapkan tidak hanya sekedar memnuhi segala macam kebutuhan dan
fasilitas yang diperlukan oleh anak, tetapi juga dapat menciptakan iklim dan
lingkungan yang mendukung anak untuk dapat belajar dengan aman dan nyaman
sesuai dengan karakteristik anak. Sebab sesungguhnya anak lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar sekolah terutama di rumah, dari pada di dalam
sekolah.
d.
Bagi
Guru
Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi
guru untuk dapat memanfaatkan dengan semaksimal mungkin fasilitas yang ada
serta menciptakan suasana yang efektif dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
d.
Lembaga
Pendidikan (MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang)
Melalui temuan penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh
masukan, gambaran, serta informasi yang konkrit tentang pengaruh lingkungan
belajar terhadap prestasi siswa kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang yang nantinya
juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjang peningkatan
kualitas lulusan dan lembaga terkait, khususnya MI Al Maarif 02 Singosari
Kabupaten Malang. Selain itu, diharapkan sekolah dapat menyediakan
fasilitas-fasilitas yang sangat menunjang dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman penuh
dengan suasana edukasi yang mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
E.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni hipotesis nol yang
menyatakan tidak ada pengaruh/tidak ada perbedaan, dan hipotesis alternatif
yang menunjukkan ada pengaruh/ada hubungan/ada perbuatan. Berdasarkan pembagian
tersebut, maka hipotesis nol (Ho) penelitian ini adalah:
e.
“Tidak
ada pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.”
Adapun
hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini adalah:
f.
“Ada
pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
F.
Asumsi
Penelitian
Penelitian memerlukan asumsi penelitian sebagai landasan berpikir
dan berpijak bagi peneliti. Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari
Kabupaten Malang”, mengemukakan asumsi antara lain:
a.
Faktor-faktor
atau variabel lain yang baik yang ada di dalam maupun yang ada diluar
faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar seperti Kurikulum, motivasi,
kemampuan kognitif, guru dan lain-lain dianggap konstan atau tidak terkait
secara signifikan dengan prestasi belajar siswa.
b.
Variabel
lingkungan belajar terhadap prestasi belajar dapar diukur dengan menggunakan
skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur fenomena-fenomena sosial
di masyarakat.
c.
Siswa
(siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang) sebagai responden
jujur, mengerti dan memahami isi angket yang diajukan untuk penelitian.
G.
Ruang
Lingkup Penelitian
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten
Malang”, dapat di rumuskan sub bagian ruang lingkup sebagai berikut:
Ruang
lingkup penelitian ini meliputi dua variabel penelitian, yakni: (1) satu
variabel bebas yakni lingkungan belajar, dan (2) satu variabel terikat yakni
prestasi belajar. Kedua variabel diatas selanjutnya dijabarkan ke dalam
indikator berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Di dalam ruang
lingkup atau batasan masalah ini peneliti hanya membatasi lingkungan belajar
(variabel bebas) fokus pada lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Adapun
penjabaran variabel penelitian menjadi indikator penelitian ditunjukkan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel
1.1 Penjabaran Variabel Penelitian ke
dalam Indikator Penelitian
No.
|
Variabel
|
Sub
Variabel
|
Indikator
|
1
|
Lingkungan
belajar
|
Lingkungan
eksternal
|
a.
Lingkungan
keluarga
b.
Lingkungan
sekolah
|
2
|
Prestasi
Belajar
|
Nilai
Siswa
|
a.
Nilai Ulangan
Harian
b.
Nilai UTS
c.
Nilai UAS
|
H.
Originalitas
Penelitian
Bagian ini menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yang
diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal demikian
diperlukan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal sama.
Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang membedakan antara
penelitian kita dengan penelitian-penelitian terdahulu.
Tabel
2.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
No.
|
Judul
Penelitian dan tahun penelitian
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
Originalitas
penelitian
|
1.
|
Erlina
Nurmalina (2010) “Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1”
|
Variabel
terikat prestasi belajar
|
Variabel
bebas terdiri dari variabel fasilitas dan lingkungan belajar
|
Meneliti
hanya satu variabel bebas yakni prestasi belajar
|
2.
|
Puji
Rahayu (2010)
“Pengaruh
Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X di SMA Widya Dharma Turen”
|
Variabel
terikat adalah Prestasi Belajar
|
Variabel
bebas adalah lingkungan belajar dan motivasi belajar
|
Variabel
bebas lingkungan belajar tanpa melibatkan motivasi belajar siswa
|
3.
|
Iswanti
Widi Utami (2012) “ Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap
hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sokonadi Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012
|
Variabel
bebas yakni lingkungan belajar
|
Variabel
terikat hasil belajar
|
Fokus
penelitian pada variabel terikat lebih pada prestasi belajar siswa yang
didalamnya menyangkut hasil belajar siswa sebagai ukuran dari prestasi siswa
|
I.
Definisi
Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan atas konsep atau variabel
penelitian yang ada dalam judul penelitian. [3]
Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Lingkungan
belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik yang dapat
membuat peserta didik merasa senang, nyaman, aman, dan termotivasi untuk
belajar yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
b.
Prestasi
belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperolah pengalaman
belajar atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa dalam waktu tertentu. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru yang
ditunjukkan dengan angka-angka yang tertera pada nilai rata-rata ulangan harian siswa.
J.
Kajian
Pustaka
1.
Lingkungan
Belajar
a.
Pengertian
Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan
berlaku seumur hidup. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Menurut Slameto [4]
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Menurut Ngalim, belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan atau kecakapan.”[5]
Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. [6]
Menurut Sumadi Suryabrata bahwa belajar itu membawa perubahan dan
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru serta perubahan
itu terjadi karena usaha. [7]
Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. [8]
Ciri-ciri Belajar yang diungkapkan oleh Burhanuddin dan Wahyuni,
yaitu sebagai berikut: [9]
1.
Belajar
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
2.
Perubahan
perilaku relatif permanen
3.
Perubahan
perilaku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar berlangsung,
perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4.
Perubahan
perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman
5.
Pengalaman
atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Menurut Cronbach belajar adalah:
“Learning is shown by a change in behavior as result of
experience”. Sedangkan
menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan memengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu
sebelum ia mengalami situasi itu waktu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi. [10]
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain
adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa
yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah
suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif
dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi
tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar.
b.
Pengertian
Lingkungan Belajar
Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang
disebut dengan lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu
dikelilingi oleh lingkungan dan terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Disatu sisi lingkungan dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi lain
manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian dalam proses belajar
mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap
proses pembelajaran yang berlangsungnya di dalamnya.
Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara fisiologis,
psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut: [11]
a.
Secara
fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran
darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjer-kelenjer indokrin, sel-sel
pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
b.
Secara
psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu
mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya
berupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan,
perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, dan kapasitas intelektual.
c.
Secara
sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi
eksternaldalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola
hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar,
pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai
lingkungan ini.
Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah sekitar yang
dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan
rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain).
Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
1.
Lingkungan
keluarga
Keluarga
memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak,
karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk
mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan
suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif
yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata
pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Tetapi tidak
semua anak bisa mendapatkan fasilitas tersebut karena beberapa faktor
diantaranya anak harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari lingkungan sekitar misalnya atau
lembaga pendidikan bersangkutan mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama dan
bisa juga orang tua lebih mempercayakan lembaga pendidikan lain untuk mendidik
anak-anaknya agar lebih mandiri misalnya pondok pensantren, harapan orang tua
dengan bertempat tinggal di pesantren anak tidak hanya belajar mandiri tetapi
juga belajar mendalami ilmu agama.
2.
Lingkungan
sekolah
Lingkungan
sekolah adalah lingkungan dimana anak mendapatkan pendidikan formal. Suatu
lembaga yang membantu anak untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan pendidikan
dan program pendidikan yang telah ditentukan sehingga anak diharapkan dapat
mengembangkan kompetensi mereka dan membantu orang tua untuk mendidik anak-anak
mereka. Menurut Gerakan Disiplin
Nasional
(GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya.
(GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya.
3.
Lingkungan
masyarakat
Lingkungan
masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal bersama saling berinteraksi
satu sama lainnya dengan terikat oleh norma atau tata tertib dan budaya mereka.
Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian,
suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi
masyarakat yang majemuk. Secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah
mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan. Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi anak diantaranya kepribadian anak. Kegiatan siswa dalam masyarakat
bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah perilaku anak bagaimana cara
mereka merespon dan juga memahami tata tertib dan budaya yang mungkin berbeda
di masyarakat.
Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam.
Sartain dalam M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu:
[12]
a.
Lingkungan
alam atau lingkungan luar (external or physical environment), ialah
segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia,
tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.
b.
Lingkungan
dalam (internal environment), ialah segala sesuatu yang telah termasuk
dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita.
c.
Lingkungan
sosial (sosial environment), adalah semua orang atau manusia lain yang
mempengaruhi kita.
2.
Prestasi
Belajar
a.
Pengertian
Prestasi Belajar
Menurut Sumadi, “Prestasi Belajar
sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru
terkait dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”.
Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau
mempelajari sesuatu merupakan Prestasi Belajar yang dicapai oleh siswa dalam
waktu tertentu. Menurut Nana, Hasil
belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik
perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan
penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui
kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah bahwa
“prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam
bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Menurut Purwanto dalam buku karya Muhammad
Thobroni berjudul “Belajar dan Pembelajaran”, mengemukakan bahwa
berhasil atau tidaknya perubahan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut.
1.
Faktor yang ada
pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual
meliputi hal-hal berikut.
a.
Faktor
kematangan atau pertumbuhan
b.
Faktor
kecerdasan atau inteligensi
c.
Faktor latihan
dan ulangan
d.
Faktor motivasi
e.
Faktor pribadi
2.
Faktor yang ada
di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor diluar
individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut.
a.
Faktor keluarga
atau keadaan rumah tangga
b.
Suasana dan
keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di
mana belajar dialami anak-anak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi
bagi anak-anaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang
diliputi suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk,
dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau
ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar.
c.
Faktor guru dan
cara mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut
kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.
d.
Faktor alat-alat
yang digunakan dalam belajar mengajar.
e.
Faktor
lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Ada faktor yang memengaruhi hasl
belajarnya, seperti kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak
ada kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang
terjadi di luar kemampuannya.
f.
Faktor motivasi
sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orangtua yang selalu mendorong anak
untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak
saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan. [13]
Menurut Slameto, terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, Yaitu:[14]
1)
Faktor internal
yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain:
faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
2)
Faktor eksternal
yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor
sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, Disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan
faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat).
Prestasi belajar yang dicapai seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting
sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:[15]
1.
Faktor jasmaniah
(fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk
faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2.
Faktor
psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
a. Faktor
intelektif yang meliputi:
1. Faktor
potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2. Faktor
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor
non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3.
Faktor
kematangan fisik maupun psikis
Yang
tergolong faktor eksternal, ialah:
a. Faktor
sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan
keluarga
2) Lingkungan
sekolah
3) Lingkungan
masyarakat
4) Lingkungan
kelompok
b. Faktor
budaya
c. Faktor
lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4.
Faktor
lingkungan spiritual atau keamanan
Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa secara
global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi
tiga macam, yaitu:[16]
1. Faktor
internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa.
2. Faktor
eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor
pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor atau hal-hal yang
mempengaruhi belajar juga diungkapkan oleh Wasty Soemanto.[17]
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu.
1. Faktor-faktor
stimuli belajar
Yang
dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu yang
merangsang individu itu untuk mengedakan reaksi atau perbuatan belaajar.
Stimuli dalam hal ini mencakup.
a. Panjangnya
bahan pelajaran
b. Kesulitan
bahan pelajaran
c. Berartinya
bahan pelajaran
d. Berat-ringannya
tugas
e. Suasana
lingkungan eksternal
Faktor
ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab
individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.
2. Faktor-faktor
metode belajar
a. Kegiatan
berlatih atau praktik
b. Overlearning dan drill
c. Resitasi
selama belajar
d. Pengenalan
tentang hasil-hasil belajar
Dalam
proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar
selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang
terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan
mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha
meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
e. Belajar
dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
f. Penggunaan
modalitas indra
g. Penggunaan
dalam belajar
h. Bimbingan
dalam belajar
i.
Kondisi-kondisi
insentif
3. Faktor-faktor
individual
a. Kematangan
b. Faktor
usia kronologis
c. Faktor
perbedaan jenis kelamin
d. Pengalaman
sebelumnya
e. Kapasitas
mental
f. Kondisi
kesehatan jasmani
g. Kondisi
kesehatan rohani
h. Motivasi
K.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Penelitian ini hendak mengkaji pengaruh Lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif.
Hal ini berdasarkan kepada definisi dari kedua hal tersebut, yakni penelitian
kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan
persentasi, rata-rata, chi kuadrat dan perhitungan statistik lainnya. Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau
angka atau kuantitas. penelitian ini berjenis korelasional yaitu penelitian
yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada
dalam suatu populasi. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay[18],
merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefisien korelasi. Penelitian ini bukan bukan hanya mendeskripsikan saja
tetapi juga bisa memastikan berapa besar hubungan antar variabel. Karena
penelitian ini berjenis korelasional, maka hubungan antar variabel dalam
penelitian ini berbentuk hubungan tidak simetris yang bertujuan mengetahui
besarnya hubungan antar variabel, variabel independen (lingkungan belajar)
terhadap variabel dependen (prestasi belajar). Dengan demikian, nantinya dapat
diketahui dari data yang diperoleh yang telah dianalisis mengenai seberapa
besar variabel independen (lingkungan belajar) memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen (prestasi belajar) yang ditunjukkan dengan angka-angka
mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
L.
Lokasi
Penelitian
Sesuai dengan hasil pengamatan dan penjajagan studi pendahuluan
yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh
tentang keberadaan MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang sehingga lokasi
penelitian dalam karya ini dilakukan di MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten
Malang.
Dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian karena dipandang
menarik untuk diteliti berkaitan dengan letak sekolah yang berdekatan dengan
pondok pesantren besar. Letak sekolah yang seperti itu merupakan tempat yang
ideal untuk mengembangkan pembelajaran. Sebab dengan begitu ada sinergitas
antara pendidikan pesantren yang memiliki lingkungan khas islami di padu dengan
pembelajaran dilingkungan sekolah sehingga akan berdampak pada pencapaian
prestasi siswa.
M.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang yang berjumlah 84. Dengan sampel
yang diambil adalah kelas VA berjumlah 44 siswa.
Tabel
3.1 Jabaran Populasi dan Sampel
No.
|
Kelas
|
Jumlah
|
1
2
|
Kelas
VA
Kelas
VB
|
44
siswa
40
siswa
|
Jumlah
|
84
siswa
|
N.
Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menangkap
data penelitian. [19]
Dalam pengumpulan data pada penelitian kuantitatif, peneliti dapat menggunakan
instrumen penelitian antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman
dokumentasi dan pedoman kuesioner (angket).
Dalam penelitian ini alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan
adalah non tes, yakni berupa angket atau kuesioner. Butir-butir pertanyaan
dalam angket dikembangkan berdasar atas teori pembelajaran dan juga teori
tentang prestasi belajar yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian.
Pertanyaan atau pernyataan dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert,
yaitu skala yang menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para
peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respon dalam skala ukur yang
telah disediakan. [20]
Adapun pengembangan instrumen untuk masing-masing variabel
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner untuk mendiagnosis tingkat pengaruh Lingkungan Belajar
Siswa dirancang untuk mengungkap tingkat prestasi belajar siswa yang telah
dilaksanakan oleh siswa selama proses pembelajaran, yakni ada dua sub variabel
yang diukur dalam lingkungan belajar siswa, yakni: (1) Lingkungan Keluarga, (2)
Lingkungan Sekolah. Butir-butir pernyataan dalam angket
dikembangkan dari indikator berdasarkan teori yang relevan dengan masing-masing
variabel penelitian. Pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan skala
likert. Jawaban dari setiap butir pernyataan memiliki tingkatan dari yang
sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata dengan skor dari
tiap pilihan jawaban atas pernyataan sebagai berikut:
a. Skor
5 : untuk jawaban sangat setuju
b. Skor
4 : untuk jawaban setuju
c. Skor
3 : untuk jawaban kurang setuju
d. Skor
2 : untuk jawaban tidak setuju
e. Skor
1 : untuk jawaban sangat tidak setuju
Terdapat
20 pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap variabel lingkungan belajar. Dari
keseluruhan pernyataan tersebut, diperoleh skor total terendah sebesar 20
(didapat dari hasil perkalian antara skor 1 dengan banyaknya butir pernyataan,
yaitu 20 butir) dan skor total tertinggi sebesar 100 (didapat dari hasil perkalian antara skor 5
dengan banyaknya butir pernyataan yaitu 20 butir).
2.
Peneliti
menggunakan nilai ulangan harian, nilai Ujian tengah Semester (UTS) dan nilai
Ujian Akhir Semester (UAS) untuk mengetahui data tentang prestasi belajar siswa
dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian misalnya dokumen
mengenai profil sekolah.
O.
Data
dan Sumber Data
Peneliti mengadakan suatu penelitian lapangan dengan pendekatan
kuantitatif berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa kelas V MI Al Maarif 02 Singosari
Kab. Malang. Untuk penelitian ini dapat dipaparkan bahwa data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer berupa
persepsi siswa terhadap lingkungan belajar sebagai variabel bebas (X) terdiri
dari lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2), sedangkan data
sekundernya adalah prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) yang
mana datanya diambil dari rata-rata sekor tes seluruh mata pelajaran yang telah
diolah oleh wali kelas. Untuk menggambarkan secara lebih jelas tentang data
yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disajikan dalam bentuk tabel
berikut:
Tabel
4.1 Data dan Sumber Data Penelitian
No.
|
Data
|
Sumber
Data
|
1.
|
Lingkungan
belajar siswa (lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah)
|
Siswa
(Responden)
|
2.
|
Prestasi
belajar siswa
|
Dokumen
(rata-rata sekor tes)
Interview
(wali kelas V)
|
P.
Prosedur
Pengumpulan Data
Setiap data
yang dicari di lapangan memerlukan cara yang berbeda-beda dalam mendapatkannya.
Untuk memperoleh, langkah-langkah dan teknik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a.
Untuk
memperoleh data faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dijaring
melalui angket.
b.
Untuk
memperoleh data adanya hubungan antara lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar siswa dijaring melalui angket.
c.
Dokumentasi.
Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar, peneliti mencari data
yang sesuai, yaitu berupa catatan nilai ulangan harian, UTS, dan UAS siswa
kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang.
d.
Dokumentasi.
Untuk memperoleh data terkait dengan gambaran umum lembaga dalam penelitian ini
adalah MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang, peneliti mencari data yang
sesuai, yaitu menggunakan profil sekolah dan data dari bagian tata usaha.
e.
Wawancara.
Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar siswa yaitu wawancara
dengan wali kelas VA.
Dalam
penelitian ini, peneliti terlibat sepenuhnya dalam pengumpulan data. Seluruh
orang yang terlibat dalam proses pengumpulan data sepenuhnya masih dalam
pengawasan peneliti.
Q.
Analisis
Data
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Proses analisis data
merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian. Penelitian
ini adalah penelitian assosiatif. Hipotesis assosiatif merupakan dugaan adanya
hubungan antara variabel penelitian. Kekuatan hubungan antarvariabel tersebut
dinyatakan dalam koefisien korelasi. Pengujian hipotesis assosiatif dilakukan
dengan cara menghitung dan menguji signifikansi koefisien korelasi. Nilai yang
mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan nilai yang mendekati angka satu
menunjukkan kuatnya hubungan.
Pengujian hipotesis assosiatif untuk jenis data interval atau rasio
digunakan teknik statistik yaitu uji korelasi Pearson yang digunakan
menguji hipotesis hubungan antara dua variabel. [21]
Sehubungan dengan uji validitas maka digunakan uji validitas isi
yaitu derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. [22]Di
mana uji validitas alat pengukuran ditentukan oleh sejauh mana isi alat
pengukur tersebut mewakili semua aspek kerangka konsep. Maksudnya disini yaitu
dapat berupa item-item atau butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner.
Dari jawaban yang diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan korelasi
antara butir item dengan skor total menggunakan teknik korelasi. Uji validitas
dilakukan dengan teknik product moment.
Untuk
menguji reliabilitas (konsistensi) suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai
hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Maka digunakan teknik
pengukuran tes alpha cronbach yaitu ketika pengukuran tes sikap yang
mempunyai item standar pilihan ganda atau dalam bentk tes esai.
R.
Daftar
Pustaka
Ahmadi, Abu dan
Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Purwanto,
Ngalim, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.
Slameto, 2010. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan
Baru. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Soemanto, Wasty,
1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Slameto, 2003. Belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukardi, 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa, 2011. Belajar dan
Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional). Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Trianto, 2010. Pengantar
Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahidmurni,
2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan,
Malang: UM PRESS.
[1] Ngalim
Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
hlm. 102)
[2] Slameto, 2003. Belajar
dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rinneka Cipta, hlm. 60.
[3] Wahid Murni,
2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan. Malang:
UM Press, hlm. 26
[4] Slameto, 2010.
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rinneka
Cipta, hlm. 2)
[6] Muhibbin Syah,
1995. Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hlm. 88)
[7] Sumadi
Suryabrata, 2004. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, hlm. 232)
[8] Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT
Rineka Cipta, hlm. 126
[9] Muhammad
Thobroni dan Arif Mustofa, 2011. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar
Ruzz Media, hlm. 19)
[11] Sumadi
Suryabrata,.op cit, hlm. 84-85
[12] Ngalim Purwanto,.
Op cit, hlm. 102.
[13] Muhammad
Thobroni, Arif Mustofa, 2011. Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz
Media, hlm. 31-34)
[14] Slameto, 2003. Belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rinneka Cipta, hlm. 54)
[15] Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT
Rineka Cipta, hlm. 138)
[16] Muhibbin Syah,
2010. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru), (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hlm. 129)
[17] Wasty Soemanto,
1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (PT
Rineka Cipta, hlm. 113)
[18] Sukardi, 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
hlm. 166)
[19] Wahidmurni,
2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan,
Malang: UM PRESS. Hlm. 39
[20] Sukardi, 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
hlm. 146)
[21] Trianto, 2010.
Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm.
318)
[22] Sukardi, 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 123)
bagaiman cara membuat angket tentang prestasi belajar?
BalasHapusKEREN
BalasHapus